Penyakit Menular

Melindungi Keluarga dari Ancaman Flu Singapura: Strategi Pencegahan dan Pengobatan yang Perlu Diketahui

  Penulis:  Kadek Darmawan

28 March 2024 09:11:59 PM

profile image

Belakangan ini, terjadi peningkatan angka kasus Flu Singapura di beberapa wilayah di Indonesia, yang menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada kesehatan masyarakat. Menurut informasi terkini dari Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), M.Sc., Ketua Satgas COVID PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, yang merujuk pada data dari Sistem Kewaspadaan dan Respon Kemenkes RI, pada minggu ke-11 tahun 2024, jumlah orang terjangkit Flu Singapura di Indonesia mencapai 5.461 kasus. Di Provinsi Banten saja, tercatat lebih dari 700 kasus dalam rentang waktu tiga bulan, dari Januari hingga Maret 2024. Sementara itu, Kota Depok juga mengalami peningkatan kasus, dengan 14 kasus suspek Flu Singapura dilaporkan, di mana 10 orang di antaranya harus dirawat di rumah sakit (1)

Apakah Flu Singapura itu?

Flu Singapura, yang dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM) dalam bahasa Indonesia, adalah penyakit yang disebabkan Coxsackievirus A16 (CV-A16), Coxsackievirus A6 (CV-A6) dan Enterovirus 71 (EV-71) (2). Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, meskipun tidak jarang juga terjadi pada orang dewasa. Meskipun penyakit ini umumnya ringan dan akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu, ada risiko komplikasi serius seperti meningitis atau ensefalitis, terutama pada anak-anak yang rentan (3). Oleh karena itu, penting untuk memahami penyakit ini dengan baik dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.


Apa saja gejala Flu Singapura?

Gejala Flu Singapura biasanya meliputi demam, luka di mulut, dan ruam kulit. Ruam tersebut umumnya ditemukan di tangan dan kaki (4). Penjelasannya sebagai berikut:



Siapa yang rentan?

Flu Singapura umumnya sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Sebagian besar anak mengalami gejala ringan selama 7 hingga 10 hari (4). Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang-orang dengan penyakit kronis atau kondisi kesehatan yang melemahkan kekebalan tubuh juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.


Langkah pencegahan Flu Singapura

Langkah-langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan yaitu (1), (3):

  1. Menerapkan Gaya Hidup Higienis: Menjaga kebersihan menjadi kunci utama pencegahan, termasuk mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, memastikan kebersihan makanan, membangun jamban sehat di rumah lengkap dengan septic tank, dan menghindari mandi cuci kakus di sungai, kolam, dan pantai
  2. Memastikan Makanan Matang: Coxsackievirus dapat mati pada suhu di atas 50 derajat Celsius. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa makanan dimasak dengan matang untuk membunuh virus
  3. Menghindari Konsumsi Seafood Mentah: Untuk mencegah risiko infeksi, disarankan untuk menghindari konsumsi seafood mentah
  4. Menjaga Kebersihan Toilet dan Benda-benda Anak: Disinfeksi toilet secara teratur dan pastikan benda-benda yang berada dalam jangkauan anak tetap bersih untuk mencegah penyebaran virus
  5. Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk: Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tisu atau menggunakan siku bagian dalam yang dilipat.
  6. Menyadari Ketersediaan Vaksin: Sampai saat ini, vaksin Coxsackievirus belum tersedia dan masih dalam tahap penelitian. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada terhadap risiko infeksi dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan

Menghadapi Flu Singapura

Meskipun umumnya Flu Singapura sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu, penting untuk memberikan perawatan yang memadai kepada penderita untuk membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Perawatan yang tepat meliputi istirahat yang cukup, asupan cairan yang memadai, serta penggunaan obat pereda demam dan nyeri sesuai dengan anjuran dokter. Selain itu, memberikan dukungan emosional dan praktis kepada mereka yang terinfeksi, serta menjaga lingkungan tetap bersih dan higienis, dapat membantu memutus rantai penularan penyakit ini di lingkungan sekitar kita.


Pada dasarnya, penting untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) guna mencegah penularan penyakit ini. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan tidak membuang ludah sembarangan dan membiasakan diri untuk menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, penting juga untuk membersihkan tangan setiap kali menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan. Flu Singapura bukan penyakit yang sepele, namun dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman penyakit ini. Dengan mengambil langkah-langkah sederhana namun berarti, kita dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini dan menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.


Referensi

  1. Metro TV. Update PB IDI: Flu Singapura, COVID, TB & Penyakit Menjelang Mudik [Internet]. 2024. Tersedia pada: https://youtu.be/6JbARmyDY6s?si=qLRqH_VuSKpwF6SR
  2. Centers for Disease Control and Prevention. How Hand, Foot, and Mouth Disease Spreads [Internet]. 2023. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/hand-footmouth/about/transmission.html
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali Penyakit Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) pada Anak di Masa Peralihan Musim [Internet]. 2023. Tersedia pada: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2023/kenali-penyakit-hand-foot-and-mouth-disease-hfmd-pada-anak-di-masa-peralihan-musim
  4. Centers for Disease Control and Prevention. Symptoms of Hand, Foot, and Mouth Disease [Internet]. 2023. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/about/signs-symptoms.html